kediri, 27 April 2017
@frd
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Status Gizi
Status
gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zar-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
(Supariasa, 2002 : 18).
Gizi
seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang
beranekaragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai
kebutuhan tubuhnya ( Paath, 2005 : 34).
Zat-zat
gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah : karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Di dalam tubuh, zat-zat gizi tersebut berfungsi sebagai
sumber energi atau tenaga ( terutama karbohidrat dan lemak), sumber zat
pembangun ( protein ), terutama untuk tetap tumbuh dan berkembang serta untuk
mengganti sel-sel yang rusak, sumber zat pengatur ( vitamin dan mineral).
Karbohidrat
dan lemak yang berguna sebagai panghasil energi/ tenaga. Contoh bahan makanan
yang mengandung karbohidrat : beras, jagung, susu, singkong, roti, sukun, gula
murni. Contoh makanan sumber lemak : daging berlemak, margarin, minyak goreng,
keju dan lain-lain.
Protein
berguna untuk pertumbuhan atau pemeliharaan. Contoh bahan makanan sumber
protein hewani : daging, ikan, ayam, hati, telur, susu. Contoh bahan makanan
sumber nabati : kacang-kacangan, tempe dan tahu. Vitamin dan mineral adalah
sayuran dan buah-buahan ( Paath, 2005 :35 ).
Makanan
yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung semua zat gizi tersebut. Makanan
sumber energi terutama adalah : nasi, jagung, sagu, ubi, roti dan hasil olahannya.
Makanan sumber zat pembangun misalnya : ikan, telur, daging, tahu,tempe,
kacang-kacangan dan makanan sumber zat pengatur terutama sayur-sayuran dan
buah-buahan (Paath, 2005 : 9 ).
2.
Penilaian
Status Gizi
Penilaian
status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
a. Antropometri
Secara
umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri
secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein dan
energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
b. Klinis
Pemeriksaan
klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan
ketidak cakupan gizi. Hal ini dapat dilihat dari jaringan epitel (superficial
epitelial tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelnjar tyroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk suvey klinis secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (sympton) atau riwayat
penyakit.
c. Biokimia
Penilaian
status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan
untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang
akan lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan pengurangan
gizi yang spesifik.
d. Biofisik
Penentuan
status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.
Umumnya
dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik
(epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah test adaptasi gelap
(Supariasa, 2002 : 18)
3.
Pengukuran
Antropometri
Antropometri
berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros
artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.
Dari
pengertian tersebut antropometri gizi adalah berhubungan dengan bernagai macam
pengukurun dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingakat umur dan gizi.
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar
Lengan Atas dan tebal lemak dibawah kulit.
Antropometri
sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak
seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat
dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot,
dan jumlah air dalam tubuh ( Supariasa, 2002 : 36).
Jenis pengukuran
antropometri supariasa, 2002 antara lain :
a. Berat
dan Tinggi Badan terhadap Umur.
Pengukaran antropometri
jenis ini sesuai denan cara-cara yang baku, beberapa kali secara berkala
misalnya berat badan anak diukur anak
tidak boleh memakai alas kaki (sepatu, sendal) dan penutup kepala (topi
atau kerudung).
b. Lingkar
Kepala, Lingkar Lengan, Lingkar Dada diukur dengan pita pengukur.
c. Tebal
Kulit diukur dengan alat skinfold caliper pada kulit lengan, subskapula dan
daerah pinggul, penting untuk menilai kegemukan.
d. Indeks
Massa Tubuh (IMT)
4.
Indeks
Massa Tubuh
Laporan
FAO / WHO / UNU menyatakan bahwa batasan BB normal orang dewasa ditentukan
berdasarkan nilai body mass index
(BMI) / Indek Massa Tubuh (IMT) merupakan alat sedrhana untuk memantau status
gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurang dan kelebihan berat
badan, maka memperthankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup lebih panjang(supariasa, 2002 :60).
Untuk menentukan IMT
seseorang perlu dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, kemudian IMT
dihitung dengan cara :
(Depkes
RI, 2003)
Tabel 2.1 Klasifikasi
IMT berdasarkan Depkes RI
Kategori
|
IMT
|
|
KURUS
|
Kekurangan
Berat Badan Tingkat berat
Kekurangan
Berat Badan Tingat Ringan
|
<17,0
17,0
– 18,5
|
NORMAL
|
Normal
Kelebihan
Berat Badan Tingkat Ringan
|
>18,5
– 25,0
>25,0
– 27,0
|
GEMUK
|
Kelebihan
Berat Bdan Tingkat Berat
|
>27,0
|
Sumber : Depkes RI,
1994 dalam (Supariasa, 2002 : 61)
5.
Beberapa
Kebutuhan Zat Gizi Yang Dibutuhkan Remaja:
a. Energi.
Faktor
yang perlu diperhatikan untuk menetukan kebutuhan energi adalah aktifitas fisik
seperti olahraga. Remaja yang banyak melakukan olahraga memerlukan asupan
energi yang lebih banyak dibandikan yang kurang aktif. Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi VII (WKNPG VII ) tahun 2004 menganjurkan angka kecukupan gizi
(AKG) energi untuk remaja putri sebesar 2000-2200 kkal. AKG energi ini
dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber
karbohidrat : Beras, Terigu, dan hasil olahannya (makaroni, spageti,
umbi-umbian.dll).
Beberapa
studi menunjukkan ada hubungan antara pertumbuhan dan asupan kalori. Kebutuhan
energi pada perempuan memuncak pada usia 12 tahun hingga 2550 kkal/ hari dan
kemudian menurun menjadi 2200 kkal pada usia 18 tahun. Kebutuhan energi ini
didasarakan paa tahap – tahap perkembangan fisiologis bukan usia kronologis
(Sulistyoningsih, 2011 : 88).
b. Protein.
Protein
berguna untuk menjernihkan pikiran dan meingkatkan konsentrasi kecerdasan.
Sumber protein diperoleh dari sumber hewani (daging, ayam, ikan, dan telur) dan
nabati (tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahu dan tempe).
Kebutuhan
protein pada pria pada akhir remaja lebih tinggi dibandingkan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein remaja 1,5 – 2,0 gr/kg BB/hari.
AKG protein remaja dan dewasa muda 48-62gr/hari untuk perempuan. Perhitungan
besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tubuh, bukan usia
kronologis.
c. Lemak.
Lemak
berguna sebagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E, dan K, pelumas
persendian, pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit dan pemberi cita rasa
pada makanan. Lemak dapat diperoleh dari minyak goreng, mentega, susu, daging,
dan ikan. Makanan berlemak yang berlebih seperti gajih, daging berlemak, kulit
ayam, susu berlemak, keju dan mentega tidak disarankan karena bisa menggangu
keadaan. Konsensus terbaru di USA merekomendasikan anak lebih 2 tahun untuk
mengkonsumsi lemak kurang dari 30%/hari (33gr/100kal), lemak jenuh kurang dari
300mg guna untuk mencegah penyakit jantung pada masa dewasa.
d. Vitamin.
Kebutuhan
vitamin pada masa remaja meningkat karena pertumbuhan dan perkembangan cepat
terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat maka kebutuhan beberapa vitaminpun
meningkat. Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah- buahan.
Kandungan
vitamin dan meineral pada buah dan sayur bermanfaat untuk mengatur pengolahan
bahan makanan serta menjaga keseimbangan cairan tersebut. Biasanya banyak
remaja yang kurang makan sayuran dan buah-buahan padahal makanan ersebut sangat
bermafaat bagi tubuh. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin B6, Asam
Folat, B12, A, C, dan E. Vitamin-vitamin ini dibutuhkan untuk membantu
meningkatkan metabolisme karbohidrat menjadi energi. Untuk sintesis DNA dan RNA
diperkuan vitamin B6, Asam Folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan
tulang diperlukan vitamin D yang cukup, vitamin A, C, dan E diperlukan untuk
pembentukan dan pergantian sel.
e. Mineral.
Mineral
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan selema masa pertumbuhan
dan remaja. Berikut ini minertal yang dibutuhkan oleh remaja :
1. Kalsium.
Kebutuhan
kalsuim pada remaja relatif tinggi karena akselerasi muskular, skeletal, dan
perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. >20%
pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% masa tulang dewasa dicapai pada masa
remaja. AKG kalsium untuk dewasa dan dewasa muda adalah 600-700 mg/hari untuk
perempuan.
Sumeber
kalsium paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya :
kacang-kacangan , sayuran hijau, makanan yang difermentasi (tempe, oncom, tauco
dan sebagainya), ikan teri dan sebagainya.
2. Besi
(Fe).
Kebutuhan
zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Pada
wanita kebutuhan tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi
selama masa menstruasi. Hal ini mengakibatkan wanita cenderung mengalami enemi
daripada pria. Pada wanita zat besi yang dibutuhkan maksimum adalah 1,5
mg/hari, namun sebenarnya 1,3 mg/hari pun sudah mencukupi hanya saja jumlah 1,5
mg/hari dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasi.
3. Seng
(Zn).
Seng
diperlukan untuk pertumbuhan serta seksual kematang remaja terutama untuk
remaja pria. Pertumbuhan fisik dan kematangan seksual pada remaja yang
kekurangan seng akan terhambat. Indonesian Nutrition Network (2002) menyebutkan
bahwa AKG seng : 15 mg/hari untuk remaja dan dewasa muda baik perempuan maupun
pria makanan sumber seng dapat diperoleh dari ikan, kerang-kerangan, dan
sayur-sayuran. Asupan seng yang terbatas akan berpengaruh pada perkembangan
karakteristik seks sekunder misalnya tumbuhnya jerawat yang banyak
(sulistyoningsih, 2011 : 92).
DAFTAR PUSTAKA
Alma
buchari. 2010. Statistika. Bnadung :
Alfabeta.
Andira
Dita. 2010. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta
: Salemba.
Arikunto,
Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Dapertemen
Kesehatan RI. 2009. Buku Kadarzi.
Jawa Timur : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Hale
George.2007.http://www.mendeley.com/research/relation-between-aspects-of-nutritional-disturbance-and-mentrual-activity-in-primary-anorexia-nervosa/tanggal
akses 15 Februari, pukul 11.25 WIB.
Kusmiyati
Yuni.2008.Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta
: Fitramaya.
Laila
Nur Najmi.2011.Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta : Buku Biru.
Manan
Miss V EI.2011.Buku Miss Bangutapan.Yogyakarta
: Nuha Medika.
Manuaba
Ida Ayu Chandranita.2009.Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.
Nirwana
Ade Benih.2011.Psikologi Kesehatan
Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmojo,Soekidjo.2010.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika .
Paath
Erna Francin.2005.Gizi dalam Kesehatan
Reproduksi.Jakarta:EGC.
Prawirohardjo,Sarwono.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Polska.2003.http://www.mendelay.com/research/casual-analysis-menstrual-disorders-adolescent-girls/tanggal
akses 15 Februari,pukul 11.30 WIB.
Proverawati
Atikah.2009.Gizi Untuk Keperawatan dan
Gizi Kesehatan. Yogyakart:Nuha Medika.
Sugiono.2010.Metodology Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif R&D.
Sulistyoningsih
Hariyani.2011.Gizi untuk Kesehatan ibu
dan anak. Yogyakarta: Graha ilmu.
Supariasa
I Dewa Nyoman.2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta:EGC.
Widyastutik
Yani.2009.Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta:Fitramaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar